GRC Governance, Risk Management, dan Complicance untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis Anda - MANRISK.ID

 

GRC governance risk management compliance

    GRC (Governance, Risk Management, dan Complicance) untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis Anda. GRC membantu perusahaan memastikan kepatuhan, etika, dan mengelola risiko untuk meningkatkan kinerja. Manajemen risiko dan kepatuhan peraturan penting untuk keberlangsungan bisnis. Oleh karena itu, bisnis yang sukses harus memperhatikan banyak aspek, termasuk GRC, untuk memastikan kelancaran bisnisnya.

   Bisnis kecil perlu menerapkan GRC (Governance, Risk Management, and Compliance) karena risiko bisnis kecil sama dengan bisnis besar. Ditambah dengan kurangnya sumber daya manusia dan keuangan yang mengakibatkan risiko lebih besar. Contoh penerapan GRC yang kurang efektif pada kasus jiwasraya pada tahun 2019 yang dikutip dari cnbc.com mengakibatkan kerugian pada negara sebanyak 16 Triliun menurut BPK (Badan Penyidikan Keuangan) yang berasal dari dokumen selama 10 tahun sejak 2008.

    Kerugian ini disebabkan oleh praktek investasi yang tidak sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku, serta pengelolaan uang dana yang buruk dan kurang transparan. Penerapan yang tidak optimal dari jiwasraya mengakibatkan tidak adanya kepatuhan terhadap peraturan dan pengelolaan risiko yang kurang baik. Dikutip dari republika yang diambil dari catatan Mahelan Prabantarikso, terdapat sembilan jenis risiko yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan asuransi diantaranya risiko reputasi, risiko kepatuhan, risiko strategis, risiko operasional, risiko hukum, risiko panas, risiko pasar, risiko kredit, risiko asuransi, dan risiko likuiditas.

    Dampak dari kurangnya penerapan GRC mengakibatkan jiwasraya memiliki 3 risiko yaitu jiwa asuransi, risiko likuiditas, dan risiko reputasi. Hingga saat ini jiwasraya masih berusaha mengatasi risiko yang ada akibat kasusnya pada tahun 2019.  Salah satu upaya yang dilakukan oleh jiwasraya dengan meningkatkan manajemen risiko dan peningkatan kepatuhan terhadap regulasi (GRC).

  Apa itu GRC?

 GRC adalah kerangka kerja yang digunakan oleh organisasi untuk mengintegrasikan tiga elemen penting dalam operasi mereka, yaitu tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan hukum. Kerangka kerja ini digunakan untuk membantu organisasi mengelola risiko dan mematuhi regulasi dan kebijakan internal serta eksternal yang berlaku. 

Kerangka GRC

    Tata kelola (Governance) meliputi struktur organisasi, kebijakan, prosedur, dan praktik yang diterapkan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya organisasi. Manajemen risiko (Risk Management) melibatkan identifikasi, evaluasi, dan mitigasi risiko yang mungkin mempengaruhi operasi organisasi. Sedangkan Kepatuhan (Compliance) melibatkan memastikan bahwa organisasi mematuhi regulasi dan kebijakan internal serta eksternal yang berlaku. Penerapan kerangka kerja ini juga dapat membantu mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks, manajemen risiko yang cepat berubah, dan kepatuhan hukum menjadi semakin penting bagi organisasi untuk memastikan keberlangsungan bisnis dan keberlangsungan jangka panjang.

   Kerangka GRC memperbaiki citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan, dan reputasi dengan melibatkan manajemen, karyawan, dan teknologi untuk mengelola risiko dan kepatuhan. Organisasi dapat lebih efektif dan efisien dalam mengelola risiko dan mematuhi regulasi dengan mengintegrasikan tiga elemen penting dalam kerangka kerja ini.

Ketiga elemen tersebut saling berkaitan dan saling memengaruhi. Misalnya, Tata Kelola yang baik dapat membantu mengurangi risiko, sedangkan Manajemen Risiko yang efektif dapat membantu memastikan Kepatuhan dengan regulasi dan kebijakan internal dan eksternal. Dalam praktiknya tiga elemen tersebut harus dipertimbangkan secara bersamaan dan seimbang untuk mencapai hasil yang optimal.

   Kerangka kerja ini membantu organisasi mengelola risiko, meningkatkan kinerja, dan mematuhi peraturan dan kebijakan. GRC juga meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya. Penerapan kerangka kerja GRC pada perusahaan membutuhkan beberapa langkah sebagai berikut:

  1. Identifikasi Tujuan dan Sasaran: Perusahaan harus menentukan tujuan dan sasaran dari penerapan kerangka kerja GRC. Tujuan ini dapat mencakup memperbaiki tata kelola, mengelola risiko, atau memastikan kepatuhan dengan peraturan dan kebijakan.
  2. Penilaian Kesiapan: Perusahaan harus mengevaluasi kesiapan saat ini terhadap penerapan GRC. Ini termasuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan.
  3. Identifikasi Risiko: Perusahaan harus mengidentifikasi risiko yang dihadapi dan memahami bagaimana risiko-risiko tersebut dapat mempengaruhi tujuan dan sasaran organisasi.
  4. Pengembangan dan Implementasi Kebijakan dan Prosedur: Perusahaan harus mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi. Kebijakan dan prosedur ini harus mencakup praktik-praktik tata kelola yang baik, manajemen risiko, dan kepatuhan.
  5. Pelatihan dan Kesadaran: Perusahaan harus memberikan pelatihan dan kesadaran kepada karyawan tentang pentingnya GRC dan bagaimana mereka dapat membantu mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
  6. Pemantauan dan Pelaporan: Perusahaan harus memantau dan melaporkan kinerja kerangka kerja ini secara teratur. Ini termasuk mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
  7. Peningkatan Berkelanjutan: Perusahaan harus terus meningkatkan praktik-praktik GRC mereka secara berkelanjutan. Ini melibatkan evaluasi rutin terhadap kebijakan dan prosedur serta membuat perubahan yang diperlukan.

   Penerapan model kerangka kerja dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan, mengurangi risiko dan kerugian, serta memastikan kepatuhan dengan peraturan dan kebijakan. Selain itu, implementasi GRC dapat membantu memperbaiki tata kelola organisasi dan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi. GRC (Governance, Risk Management, and Compliance) penting untuk perusahaan karena mengintegrasikan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan hukum dalam operasi mereka. Berikut adalah beberapa alasan mengapa GRC sangat penting untuk perusahaan:

  1. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi: Dengan menerapkan GRC, perusahaan dapat memperbaiki tata kelola organisasi, mengelola risiko secara lebih efektif, dan memastikan kepatuhan dengan regulasi dan kebijakan internal dan eksternal. Hal ini dapat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan.
  2. Mengurangi Risiko dan Kerugian: Dengan mengelola risiko secara efektif, perusahaan dapat mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh risiko bisnis. Misalnya, dengan melakukan evaluasi risiko dan mengidentifikasi risiko yang mungkin mempengaruhi operasi perusahaan, perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko tersebut.
  3. Memastikan Kepatuhan: GRC membantu memastikan bahwa perusahaan mematuhi regulasi dan kebijakan internal serta eksternal yang berlaku. Dengan memastikan kepatuhan, perusahaan dapat menghindari sanksi atau tuntutan hukum yang mungkin timbul akibat pelanggaran regulasi atau kebijakan.
  4. Meningkatkan Akuntabilitas dan Transparansi: Dengan menerapkan model kerangka kerja ini, perusahaan dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya. Hal ini dapat membantu memperkuat reputasi perusahaan dan membangun kepercayaan dengan para pemangku kepentingan.
  5. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan: Dengan mengelola risiko dan memastikan kepatuhan, perusahaan dapat menjamin kualitas produk dan layanan yang lebih baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

   GRC penting untuk perusahaan karena membantu memperbaiki tata kelola, mengelola risiko, memastikan kepatuhan, meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kepuasan pelanggan. Dengan menerapkan kerangka kerja GRC secara efektif, perusahaan dapat mencapai tujuan dan sasaran mereka secara lebih efektif dan efisien.

Dampak Negatif dan Positif GRC

    Penggunaan model kerangka kerja ini dapat memberikan dampak positif dan negatif pada sebuah perusahaan. Berikut adalah beberapa contoh dampak positif dan negatif dari penggunaan GRC:

Dampak Positif:

  1. Meningkatkan kepatuhan: GRC membantu perusahaan memastikan kepatuhan dengan peraturan dan standar yang berlaku, seperti hukum, regulasi, dan kebijakan internal perusahaan.
  2. Mengurangi risiko: GRC membantu perusahaan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengurangi risiko yang terkait dengan operasional, keuangan, keamanan, dan reputasi.
  3. Meningkatkan efisiensi: GRC membantu perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mengurangi biaya, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi.
  4. Meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan: GRC membantu perusahaan dalam meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik, seperti transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
  5. Meningkatkan reputasi perusahaan: GRC dapat membantu meningkatkan reputasi perusahaan di mata para pemangku kepentingan, seperti pelanggan, investor, dan regulator.

Dampak Negatif:

  1. Biaya: Implementasi GRC memerlukan biaya, baik untuk perangkat lunak, pelatihan karyawan, atau konsultan ahli. Hal ini dapat mengurangi keuntungan perusahaan, terutama bagi perusahaan kecil dan menengah.
  2. Keterbatasan sumber daya: Perusahaan yang kekurangan sumber daya manusia atau keuangan mungkin kesulitan dalam menerapkan GRC secara efektif.
  3. Ketidakpastian: GRC tidak dapat menjamin bahwa perusahaan tidak akan terkena risiko atau melanggar peraturan. Hal ini karena risiko dan peraturan selalu berubah seiring waktu, dan perusahaan perlu beradaptasi dengan perubahan tersebut.
  4. Kompleksitas: GRC dapat menjadi kompleks, terutama jika perusahaan beroperasi di beberapa negara atau memiliki banyak produk dan layanan. Hal ini dapat mengganggu efisiensi dan produktivitas organisasi.

   Secara umum, dampak positif dan negatif dari penggunaan GRC tergantung pada bagaimana perusahaan menerapkannya dan sejauh mana perusahaan mengelola risiko dan memenuhi kepatuhan dengan baik. Namun, dampak positif dan negatif dari penerapan model kerangka kerja ini tergantung pada bagaimana perusahaan menerapkannya. Implementasi yang buruk atau tidak memadai dapat menghasilkan kegagalan, kerugian keuangan, atau masalah hukum.

    Menurut Chandra Setiawan anggota KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) penerapan GRC dapat mencegah terjadinya pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli. Dengan diterapkannya GRC dapat membantu perusahaan untuk mengelola risiko terkait dengan UU Monopoli sehingga dapat dipastikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis yang transparan. Sehingga perusahaan terhindar dari praktik monopoli dan persaingan bisnis yang tidak sehat. 

   Penting bagi perusahaan menerapkan model kerangka kerja yang baik dan sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Dalam mengimplementasikan kerangka kerja GRC, perusahaan harus memperhatikan bahwa GRC harus menjadi bagian dari budaya dan praktik operasional mereka. Selain itu, perusahaan harus memastikan bahwa setiap elemen dari kerangka kerja GRC diintegrasikan secara efektif untuk mencapai organisasi yang diinginkan.

Untuk meningkatkan kinerja dan pengelolaan manajemen risiko dengan lebih efektif. Dapat menggunakan aplikasi manrisk agar manajemen risiko dapat diidenfikasi lebih awal karena ada notifikasi ketika adanya risiko. 


Informasi lebih lanjut untuk aplikasi manajemen risiko?. Klik disini


Gambar : www.pexels.com

Komentar