
Manajemen Audit : Tantangan dan Masalah Umum
Tantangan Audit Internal
Diera modern sekarang ini, dimana tuntutan keterbukaan informasi dari stakeholder meningkat drastis. Audit tidak hanya sebagai alat kontrol untuk memastikan laporan keuangan dan operasional yang akurat tapi juga harus dapat dipertanggungjawabkan. Ditambah keadaan sekarang dimana maraknya kasus fraud, penggelapan, dan kesalahan laporan menuntu perusahaan untuk lebih waspada dan melakukan audit secara rutin.
Perlu diingat, bahwa pengauditan yang masih melakukan cara manual sangatlah tidak efisien karena proses pengumpulan data dan verifikasi dokumen memakan banyak waktu, tenaga, dan rawan keterlambatan laporan. Selain itu, rawan terjadi human error, auditor sulit menangkap penyimpangan dan pola fraud, dokumentasi yang tidak terstruktur, kurangnya visibilitas secara real-time, dan biaya audit yang tinggi.
Dari permasalahan diatas, perusahaan sudah seharusnya mulai menerapkan digitalisasi untuk membantu meningkatkan proses manajemen audit. Akan tetapi, perlu diingat bahwa menggunakan aplikasi audit memiliki tantangan seperti adaptasi SDM, keamanan data, customisasi yang terbatas, dan Integrasi dengan sistem lain seperti ERP, HRIS, atau inventory. Tapi sebelum membahas mengenai solusi dari tantangan tersebut kita mulai dari permasalahan yang sering terjadi ketika masih menggunakan cara manual dalam pengelolaan audit.
Permasalahan Umum dalam Audit Tradisional
a. Ketidak teraturan dokumen
Dokumen audit seperti bukti transaksi, laporan keuangan, notulen rapat, atau kontrak sering kali tersebar di berbagai tempat seperti email, lemari arsip, excel, atau bahkan salinan cetak. Hal ini dapat mempersulit penulusuran audit ketika kita membutuhkanya yang bahkan dapat meningkatkan risiko kehilangan bukti audit dan dapat menunda proses validasi dan verifikasi karena waktu kita habis hanya untuk mencari dokumen.
b. Ketergantungan pada Manual Spreadsheet
Auditor tradisional masih menggunakan excel atau spreadsheet secara manual untuk menyusun checklist, menyimpan data temuan, dan melakukan rekonsiliasi data. Hal ini dapat menimbulkan risiko human error seperti kesalahan rumus, copy paste, bahkan dapat terjadi kehilangan data. Selain itu, dapat terjadinya peningkatan beban kerja untuk audit skala besar dan kompleks serta tim audit kesulitan dalam membuat laporan atau tren analisis dari data historis.
c. Kurangnya Transparansi dan Jejak Audit
Audit tradisional tidak dapat mencatat siapa mengubah apa dan kapan dalam laporan dokumen dan banyak keputusan revisi yang tidak terdokumentasi dengan jelas. Hal ini dapat menimbulkan dampak seperti sulit melakukan review atau audit ulang, menimbulkan ketidakpercayaan jika ada konflik atau temuan besar, dan risiko dispute (sengketa) internal tinggi karena kurangnya catatan perubahan.
d. Keterlambatan dalam keteraturan
Audit tradisional sering kali terjadi keterlambatan pengumpulan data, verifikasi dokumen, atau komunikasi tim. Hal ini dikarenakan proses pengumpulan data yang lambat, ketergantungan pada spreadsheet, sistem penjadwalan audit yang kurang jelas, dan tidak ada sistem monitoring secara real-time. Sehingga dapat mengakibatkan tenggat waktu audit sering tidak terpenuhi, temuan audit menjadi tidak relevan karena sudah terlalu lama, manajemen kehilangan momentum untuk melakukan perbaikan.
Komentar
Posting Komentar